Karya Nyata WBP Dukung Ketahanan Pangan di Lapas Kelas IIA Pematang Siantar

    Karya Nyata WBP Dukung Ketahanan Pangan di Lapas Kelas IIA Pematang Siantar

    SIMALUNGUN - Berbagai kegiatan positif difasilitasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pematang Siantar dalam bentuk melaksanakan berbagai program peningkatan ketrampilan mewujudkan pembinaan dan pengayoman bagi warga binaannya.

    Kegiatan kali ini, merupakan hasil kerja nyata yakni, panen perdana tanaman hortikultura, jenis sayur pakcoy di Lapas Kelas IIA Pematang Siantar, Jalan Asahan Kilometer 7, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun. Rabu (09/10/2024), sekira pukul 16.36 WIB.

    Hal ini disampaikan, Kalapas Kelas IIA Pematang  Siantar, Sukarno Ali diteruskan Ka. KPLP, Edward Situmorang melalui pesan percakapan selularnya terkait kegiatan mendukung program ketahanan pangan yakni, melakukan panen perdana sayuran Pakcoy.

    "Lapas Kelas IIA Pematangsiantar Kanwil Kemenkumham Sumatera Utara memanen hasil panen sayur pakcoy yang ditanam dengan sistem hidroponik oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP ; red), " sebut Ka. KPLP Lapas Kelas IIA Pematang Siantar mengawali penyampaiannya.

    Selain itu, Ia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mendukung Program Ketahanan Pangan dan pelaksanaan penanaman sayur hidroponik ini merupakan salah satu program pembinaan kemandirian bagi WBP.

    "Tentu saja, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang pertanian, " jelas Ka. KPLP E Situmorang.

    Sementara, Kalapas Kelas IIA Pematang  Siantar, Sukarno Ali mengatakan, patut bersyukur dengan kegiatan panen sayur Pakcoy mengunakan metode penanamannya secara hydroponik dan hasilnya terbilang memuaskan.

    “Alhamdulillah, panen sayur hidroponik ini hasilnya sangat baik sekali. Hal ini tentu menjadi satu kebanggaan bagi kami, terutama bagi WBP yang terlibat dalam program pembinaan ini, ” ujar Kalapas Pematang Siantar, Sukarno Ali.

    Di sela-sela kegiatan itu, Kalapas Sukarno Ali didampingi jajaran pejabat struktural menerangkan, selain dikonsumsi sendiri oleh warga binaannya, ternyata hasil panen sayur hidroponik ini, dipasarkan kepada kalangan masyarakat.

     “Sayur hidroponik kami diminati oleh masyarakat karena kualitasnya yang segar dan bebas pestisida, ” ujarnya.

    Lebih lanjut, Sukarno Ali juga menambahkan, sayur hydroponik yang dipasarkan tersebut, mendapatkan nilai-nilai rupiah. Setelah menyisihkan, hasil yang akan disetorbkepada negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP ; red), maka sebagai upah dibagi kepada warga binaannya.

    "Hasil dari penjualan sayuran tersebut sebagian akan diberikan kepada WBP sebagai upah dan juga disetorkan kepada negara. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk membeli produk-produk hasil karya WBP, " terang Sukarno Ali.

    Seterusnya, kegiatan ini berlokasi di areal Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Kelas IIA Pematang Siantar dan prinsipnya bertujuan dalam rangka mewujudkan proses reintegrasi sosial bagi WBP.

    "Sehingga WBP dapat mendekatkan diri kembali ke masyarakat sebelum masa pidananya berakhir dijalani, " tutup Kalapas Sukarno Ali.

    Dalam proses pelaksanaan dan pengelolaan tanaman sayuran hidroponik itu sendiri dipimpin Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Holmes Siregar, bersama Kepala Subseksi (Kasubsi ; red) Sarana Kerja, Debora Hutagalung.

    Turut memberikan bimbingan kepada warga binaannya, Kasubsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, Toni K.Nainggolan dan diharapkan hal ini mampu mewujudkan pembinaan kemandirian  bagi WBP. (rel)

    simalungun sumut
    Amry Pasaribu

    Amry Pasaribu

    Artikel Sebelumnya

    Jadi Sorotan Publik, Truck Looging Melintas...

    Artikel Berikutnya

    Bawa Sabu 100 Gram, Polisi Ringkus Dua Pria...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Sambut Libur Akhir Tahun, ASDP Banda Aceh Resmi Berlakukan Tiket Online Mulai 27 November 2024 Menuju Sabang
    Lake Toba, North Sumatra: A Natural Wonder and Cultural Gem
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami